DAPIL 1 BONE : TANETE RIATTANG TIMUR, TANETE RIATTANG BARAT, TANETE RIATTANG, DAN PALAKKA
twitter facebook rss

,

Profesionalisme Kader Partai yang Menjadi Pejabat Publik

Kader Partai Merangkap Pejabat Publik
Pemilu 2014 akan berlangsung sekitar satu tahun lagi, partai – partai politik tengah sibuk mempersiapkan kampanye dan strategi untuk pesta demokrasi terbesar di Indonesia ini. Tidak terkecuali, anggota - anggota partai yang tengah duduk sebagai pejabat publik pun ikut terlibat dalam urusan - urusan partai, baik itu di eksekutif sebagai menteri maupun legislatif sebagai anggota DPR maupun DPRD.
Bahkan tidak hanya itu, beberapa saat yang lalu kita lihat Presiden Republik Indonesia pun harus ikut campur tangan dan mengambil peranan besar untuk mengurusi partainya yang tengah berada dalam masalah.
Jelas saja hal – hal semacam ini menimbulkan kritik di tengah masyarakat, karena masyarakat jelas memilih orang - orang untuk bekerja full time sebagai pejabat publik, bukan sebagai pekerja sampingan selain sebagai pengurus partai. Jabatan publik seharusnya diemban oleh orang – orang profesional, karena mereka memiliki tugas penting yaitu membantu pemimpin negeri ini untuk melaksanakan visi, misi dan program yang telah dicanangkan semasa kampanye untuk kepentingan rakyat.
Oleh karena itu, seorang kader partai yang mendapatkan jabatan publik/birokrat seharusnya adalah seorang kader yang profesional dalam kinerja, bukan hanya seorang pion dalam urusan ‘pembagian kekuasaan’ semata saja.
Menyikapi masalah ini, menurut saya harus ada aturan undang-undang partai politik yang mengatur bahwa kader partai yang berada pada posisi pejabat publik oleh presiden, maka dia tidak boleh memangku jabatan dalam struktur partai.
Sebab jika kader partai sudah masuk di jabatan publik tetapi tidak meninggalkan jabatannya, ini sebenarnya akan menjadi dilema bagi pejabat tersebut karena bagaimanapun juga, pejabat kemanapun dia akan pergi termasuk untuk kampanye ataupun rapat partai maka protokoler sebagai pejabat akan tetap mengikuti.
Waktu Kerja Pejabat Publik, Cuti dan Absensi
Sementara itu, jika seorang pejabat yang merangkap kader partai berdalih dengan alasan mampu membagi waktunya, hal itu jelas bukan sesuatu yang mungkin dilakukan dengan enteng, karena seorang pejabat publik dituntut untuk bekerja selama 24 jam per hari oleh rakyat.
Sebetulnya bisa saja pejabat publik mengambil cuti untuk mengurusi hal – hal di luar jabatannya, termasuk urusan partai. Masalahnya adalah urusan cuti ini pun tidak sederhana, belum ada peraturan yang jelas mengenai aturan cuti bagi pejabat publik. Contohnya saja, saat ini dua calon gubernur di Jawa Barat yang merupakan incumbent, yaitu Aher dan Dede Yusuf mengambil cuti guna melaksanakan kampanye, tapi kan tidak semua incumbent melakukan itu, padahal sama – sama kampanye.
Di luar isu soal kehadiran, masalah cuti ini pun menyisakan pertanyaan – pertanyaan lain, misalnya apakah selama si pejabat cuti posisi jabatan tesebut kosong? Apakah pejabat sementara atau dengan menunjuk pejabat lain?
Saya rasa urusan absensi dan cuti dari pejabat publik ini perlu mendapat perhatian khusus, mulai dari harus adanya undang – undang yang jelas mengenai aturan absensi dan cuti sampai kalau perlu diadakan sebuah sistem untuk mempublikasikan secara transparan rapor absensi pejabat publik kepada masyarakat sehingga masyarakat tahu seberapa besar komitmen pejabat publik yang mereka tunjuk bekerja untuk mereka dibanding komitmennya kepada partai ataupun bisnisnya.
Modernisasi Partai dan Sistem Pengkaderan
Tentu saja masih ada isu lain yang tidak dapat dipungkiri, yaitu bahwa biasanya kader partai yang sukses menjadi seorang pejabat publik, biasanya juga adalah kader – kader terbaik partai. Namun masalah ini sebetulnya terjadi karena sistem kepartaian kita saat ini masih lemah. Partai seharusnya berdiri di atas sistem yang solid, bukan bergantung di pundak satu atau orang kader yang menjadi patron di dalam partai tersebut saja. Sistem pengkaderan di dalam partai harus diperbaiki, paradigma bahwa partai mencari kader berkualitas harus diubah menjadi partai mencetak kader berkualitas.

0 komentar

Tulis Komentar Anda


Latest Posts

Sponsored By

JANGAN DITIRU DI RUMAH YA . . .!!!

Our Sponsors

ANDI MAPPAKAYA MENYAPA ANDA

 ANDI MAPPAKAYA